Judul Kata Kunci : Belajar
Laten
Kelompok :
Kelompok 9
Nama Anggota Kelompok :
Hasil Diskusi :
Tokoh : Edward Chance Tolman

Edward Chance Tolman atau yang biasa dikenal dengan nama Tolman (1886-1959) lahir di Newton, Massachusetts. Ia memperoleh gelar Master of Art (1912) dan doktornya di Universitas Harvard pada bidang psikologi. Lalu ia mengajar di Universitas Northwestern (1915-1918). Dari universitas ini ia pergi ke Uneversitas California dan menetap di sana hingga ia mengundurkan diri karena menolak untuk menandatangani sumpah setia yang dianggapnya sebagai pelanggaran kebebasan akademik. Akan tetapi ia kembali lagi ke universitas ini atas permintaan para professor.
Teori belajar
Tolman dapat dikatakan sebagai camuran antara Teori Gestalt dan Behaviorisme.
Setelah lulus dari Harvard Tolman pergi ke Jerman dan bekerja dengan Koffka.
Keberadaan teori Gestalt terhadap proses berteorinya mempunyai pengaruh yang
sangat signifikan. Sikapnya yang senang terhadap teori Gestalt tidaklah
menghalangi perhatiannya terhadap behaviorisme. Tolman memperhatikan ada sedikit
nilai dalam introspective approach, padahal ia merasakan psikologi
merupakan obyektif yang komplit. Pemikirannya bertentangan dengan para
behavioris yang menyatakan unit perilaku bisa dipelajari sebagai unsur-unsur
yang terpisah. Para behavioris seperti Pavlov, Guthrie, Hull, Watson, dan
Skinner digambarkan Tolman sebagai "Psychology of Twitchism"
karena mereka melihat segmen-segmen perlilaku yang besar dapat dibagi menjadi
segmen-segmen kecil, seperti reflek-reflek yang selanjutnya dianalisis.
Tolman memandang
dengan menjadikan elemen-elemen kecil, sesungguhnya behavioris telah membuang
artinya secara utuh. Akan tetapi dia juga yakin bahwa hal seperti itu mungkin
juga untuk dijadikan sebagai objek ketika belajar tentang molar behavior secara
sistematis. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa Tolman seorang behavioris
secara metodologi dan teoris kognitif dalam hal metafisik. Dengan kata lain, ia
belajar behavior untuk menentukan proses kognitif
Teori Belajar Laten (Laten Learning)
Belajar Laten adalah belajar yang tidak diwujudkan dalam performance.
Dengan kata lain, latent learning merupakan kemungkinan belajar yang
terbengkalai dalam waktu yang amat panjang sebelum hal tersebut dinyatakan
dalam prilaku. Konsep tentang latent learning sangat penting bagi
Tolman, dan dia merasa sukses dalam mendemonstrasikan eksistensinya. Eksperimen
terkenal yang dilakukan oleh Tolman dan Honzik (1930) melibatkan tiga kelompok
tikus, yang mencoba belajar untuk memecahkan suatu kebingungan (jaringan jalan
yang simpang siur). Kelompok pertama, tidak pernah diperkuat untuk dengan tepat
melintasi jalan yang simpang siur itu. Kelompok kedua, selalu diperkuat (reinforced).
Sedang kelompok ketiga, tidaklah diperkuat sampai hari ke-11 mengadakan
percobaan. Kelompok terakhir inilah yang menarik bagi Tolman. Teorinya tentang latent
learning meramalkan bahwa kelompok ini akan belajar di simpang siur jalan
itu, sama halnya dengan kelompok yang secara teratur diperkuat. Dan ketika
penguatan (reinforcement) diperkenalkan pada hari ke-11, kelompok ini
akan melakukan seperti halnya kelompok yang secara terus menerus diperkuat (reinforced).
Baik kita
perhatikan gambar yang ada dalam buku, maka akan nampak hal nyata:
Pada F2 jika mulai dari S2. Hal seperti ini
merupakan kelompok respon learning. Sedangkan kelompok lain, selalu diberi
makan pada tempat yang sama F2, sehingga jika kelompok ini mulai dari S1 haus
lebih dulu belok ke kiri untuk diperkuat. Sedangkan jika mulai dari S2, harus
lebih dulu memutar ke kanan. Kelompok inilah yang disebut sebagai place
learning.
Contoh
yang berhubungan dengan mahasiswa TI :
Seorang mahasiswa yang masih menduduki
semester 4 sudah mendapat bayangan untuk mengerjakan tugas akhirnya. Namun
dikarenakan ilmunya belum mencukupi, ilmu atau bekal belajar yang sudah
didapatnya hingga semester 4 ini akan disimpannya dalam waktu lama sampai bekal
pembelajarannya mecukupi dan ia bisa mengerjakan tugas akhirnya . sehingga
untuk membuat suatu system nanti sistemnya itu tidak terdapat error atau bisa
berguna bagi orang banyak.
Sumber referensi :
Testimoni secara keseluruhan :
Latent Learning (belajar
laten) adalah belajar yang tidak diterjemahkan kedalam performa atau kinerja.
Dengan kata lain hasil belajar akan tetap disimpan dalam jangka waktu yang lama
sebelum ia dimunculkan dalamm bentuk prilaku. Konsep belajar laten sangat
penting bagi Tolman dan dia menganggap dirinya telah berhasil menunjukan
eksistensinya.
Ketika kita mencari
kontribusi Tolman terhadap teori belajar maka akan kita dapatkan penemuan
tunggalnya tentang latent learning. Kontribusi terbesar Tolman terletak tak
sebanyak dalam penemuan penelitian yang spesifik dan lebih memerankan tugasnya
melawan behavioris Hull. Dimana Hull dan teman-temannya mampu menolak pendapat
psikologi Gestalt dan Piaget, yang terjadi perbedaan keduanya pada metodologi
dan subyek bersifat eksperimen.
Tolman merupakan
penengah bagi para behavioris S-R dengan para psikolog yang memandang belajar
sebagai proses kognitif.
Belajar
latent merupakan metode belajar yang tidak diterjemahkan kedalam performa atau
kinerja kerja. Melainkan Hasil dari proses pembelajaran tetap disimpan dalam
jangka waktu yang lama sebelum ia memunculkan dalam bentuk perilaku.
Belajar latent merupakan metode belajar yang menjadi suatu planning dalam
mengerjakan sesuatu . Sesuatu tersebut yang sudah terpikir
untuk dikerjakan namun belum bisa di aplikasikan secara langsung . Tidak
langsung di aplikasikan dikarenakan masih banyak yang harus dipelajari dalam
mengaplikasikannya . Mungkin tidak semua orang bisa menggunakan teori belajar
ini. Daya ingat seseorang tidak semuanya sama. Dan biasanya manusia itu
memiliki short memory jangka panjang kita pasti akan sudah lupa. Oleh sebab itu
teori belajar laten ini tidak terlalu terkenal atau tidak familiar di Indonesia
khususnya. Namun, cara belajar tolman yang ini bisa saja bertahan lama
jika dalam mencapai prosesnya pembelajaran yang sudah di dapat harus
diulang-ulang agar bertahan lama di ingatan dan cara beljarnya bertambah hingga
proses belajar tersebut bisa sampai pengaplikasian. Belajar merupakan proses
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Dan belajar itu berhasil jika ada tujuan
dan berhasil jika tercapai dengan kematangan. Dimana ada kemauan belajar
disitulah keberhasilan akan tercapai. Banyak cara belajar
yang dapat dilakukan, pilihlah cara belajar mana yang anda merasa paling nyaman
dan paling cocok :).
Sekian
hasil diskusi kelompok 9. Terima kasih dan Semoga bermanfaat ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar