Minggu, 24 Maret 2013

Teori Belajar


Judul Kata Kunci                    :    Belajar Laten
Kelompok                                :    Kelompok 9
Nama Anggota Kelompok     
·         Trian Saputra  (111402019)
·         Dina Fadhillah (111402025)
·         Bernike Purba  (111402059)
·         Erick Fernandes  (111402099)
                                                                                        

Hasil Diskusi        :

Tokoh : Edward Chance Tolman





tolman.jpg

Edward Chance Tolman  atau yang biasa dikenal dengan nama  Tolman (1886-1959) lahir di Newton, Massachusetts. Ia memperoleh gelar Master of Art (1912) dan doktornya di Universitas Harvard pada bidang psikologi. Lalu ia mengajar di Universitas Northwestern (1915-1918). Dari universitas ini ia pergi ke Uneversitas California dan menetap di sana hingga ia mengundurkan diri karena menolak untuk menandatangani sumpah setia yang dianggapnya sebagai pelanggaran kebebasan akademik. Akan tetapi ia kembali lagi ke universitas ini atas permintaan para professor.

Teori belajar Tolman dapat dikatakan sebagai camuran antara Teori Gestalt dan Behaviorisme. Setelah lulus dari Harvard Tolman pergi ke Jerman dan bekerja dengan Koffka. Keberadaan teori Gestalt terhadap proses berteorinya mempunyai pengaruh yang sangat signifikan. Sikapnya yang senang terhadap teori Gestalt tidaklah menghalangi perhatiannya terhadap behaviorisme. Tolman memperhatikan ada sedikit nilai dalam introspective approach, padahal ia merasakan psikologi merupakan obyektif yang komplit. Pemikirannya bertentangan dengan para behavioris yang menyatakan unit perilaku bisa dipelajari sebagai unsur-unsur yang terpisah. Para behavioris seperti Pavlov, Guthrie, Hull, Watson, dan Skinner digambarkan Tolman sebagai "Psychology of Twitchism" karena mereka melihat segmen-segmen perlilaku yang besar dapat dibagi menjadi segmen-segmen kecil, seperti reflek-reflek yang selanjutnya dianalisis.

Tolman memandang dengan menjadikan elemen-elemen kecil, sesungguhnya behavioris telah membuang artinya secara utuh. Akan tetapi dia juga yakin bahwa hal seperti itu mungkin juga untuk dijadikan sebagai objek ketika belajar tentang molar behavior secara sistematis. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa Tolman seorang behavioris secara metodologi dan teoris kognitif dalam hal metafisik. Dengan kata lain, ia belajar behavior untuk menentukan proses kognitif


Teori Belajar Laten (Laten Learning)

Belajar Laten adalah belajar yang tidak diwujudkan dalam performance. Dengan kata lain, latent learning merupakan kemungkinan belajar yang terbengkalai dalam waktu yang amat panjang sebelum hal tersebut dinyatakan dalam prilaku. Konsep tentang latent learning sangat penting bagi Tolman, dan dia merasa sukses dalam mendemonstrasikan eksistensinya. Eksperimen terkenal yang dilakukan oleh Tolman dan Honzik (1930) melibatkan tiga kelompok tikus, yang mencoba belajar untuk memecahkan suatu kebingungan (jaringan jalan yang simpang siur). Kelompok pertama, tidak pernah diperkuat untuk dengan tepat melintasi jalan yang simpang siur itu. Kelompok kedua, selalu diperkuat (reinforced). Sedang kelompok ketiga, tidaklah diperkuat sampai hari ke-11 mengadakan percobaan. Kelompok terakhir inilah yang menarik bagi Tolman. Teorinya tentang latent learning meramalkan bahwa kelompok ini akan belajar di simpang siur jalan itu, sama halnya dengan kelompok yang secara teratur diperkuat. Dan ketika penguatan (reinforcement) diperkenalkan pada hari ke-11, kelompok ini akan melakukan seperti halnya kelompok yang secara terus menerus diperkuat (reinforced).

Baik kita perhatikan gambar yang ada dalam buku, maka akan nampak hal nyata:
Pada F2 jika mulai dari S2. Hal seperti ini merupakan kelompok respon learning. Sedangkan kelompok lain, selalu diberi makan pada tempat yang sama F2, sehingga jika kelompok ini mulai dari S1 haus lebih dulu belok ke kiri untuk diperkuat. Sedangkan jika mulai dari S2, harus lebih dulu memutar ke kanan. Kelompok inilah yang disebut sebagai place learning.


Contoh yang berhubungan dengan mahasiswa TI :

Seorang mahasiswa yang masih menduduki semester 4 sudah mendapat bayangan untuk mengerjakan tugas akhirnya. Namun dikarenakan ilmunya belum mencukupi, ilmu atau bekal belajar yang sudah didapatnya hingga semester 4 ini akan disimpannya dalam waktu lama sampai bekal pembelajarannya mecukupi dan ia bisa mengerjakan tugas akhirnya . sehingga untuk membuat suatu system nanti sistemnya itu tidak terdapat error atau bisa berguna bagi orang banyak.


Sumber referensi    :
·         niclogylearning

Testimoni secara keseluruhan   :

Latent Learning (belajar laten) adalah belajar yang tidak diterjemahkan kedalam performa atau kinerja. Dengan kata lain hasil belajar akan tetap disimpan dalam jangka waktu yang lama sebelum ia dimunculkan dalamm bentuk prilaku. Konsep belajar laten sangat penting bagi Tolman dan dia menganggap dirinya telah berhasil menunjukan eksistensinya.

Ketika kita mencari kontribusi Tolman terhadap teori belajar maka akan kita dapatkan penemuan tunggalnya tentang latent learning. Kontribusi terbesar Tolman terletak tak sebanyak dalam penemuan penelitian yang spesifik dan lebih memerankan tugasnya melawan behavioris Hull. Dimana Hull dan teman-temannya mampu menolak pendapat psikologi Gestalt dan Piaget, yang terjadi perbedaan keduanya pada metodologi dan subyek bersifat eksperimen.

Tolman merupakan penengah bagi para behavioris S-R dengan para psikolog yang memandang belajar sebagai proses kognitif.

Belajar latent merupakan metode belajar yang tidak diterjemahkan kedalam performa atau kinerja kerja. Melainkan Hasil dari proses pembelajaran tetap disimpan dalam jangka waktu yang lama sebelum ia memunculkan dalam bentuk perilaku. Belajar latent merupakan metode belajar yang menjadi suatu planning dalam mengerjakan sesuatu .  Sesuatu  tersebut yang sudah terpikir  untuk dikerjakan namun belum bisa di aplikasikan secara langsung . Tidak langsung di aplikasikan dikarenakan masih banyak yang harus dipelajari dalam mengaplikasikannya . Mungkin tidak semua orang bisa menggunakan teori belajar ini. Daya ingat seseorang tidak semuanya sama. Dan biasanya manusia itu memiliki short memory jangka panjang kita pasti akan sudah lupa. Oleh sebab itu teori belajar laten ini tidak terlalu terkenal atau tidak familiar di Indonesia khususnya.  Namun, cara belajar tolman yang ini bisa saja bertahan lama jika dalam mencapai prosesnya pembelajaran yang sudah di dapat harus diulang-ulang agar bertahan lama di ingatan dan cara beljarnya bertambah hingga proses belajar tersebut bisa sampai pengaplikasian. Belajar merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan. Dan belajar itu berhasil jika ada tujuan dan berhasil jika tercapai dengan kematangan. Dimana ada kemauan belajar disitulah keberhasilan akan  tercapai. Banyak cara belajar yang dapat dilakukan, pilihlah cara belajar mana yang anda merasa paling nyaman dan paling cocok :).

Sekian hasil diskusi kelompok 9. Terima kasih dan Semoga bermanfaat ya :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar